Senin, 15 Maret 2010

0812-7336-1787 KURAS SEPTICTANK & SALURAN PIPA MAMPET DI BATAM

0812-7336-1787  KURAS WC & SALURAN PIPA MAMPET DI BATAM

JASA SEDOT WC/TINJA/SEPTICTANK & PENANGANAN WC/SALURAN AIR/CLOSET/WASTAFEL TERSUMBAT/MAMPET, Khusus Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

http://sedotinja.blogspot.com/
 




Selain Melayani Jasa Sedot WC Professional dan Service Saluran Mampet di Batam - Kepulauan Riau - Indonesia, kami juga melayani pekerjaan:

~ Jasa Rekonstruksi Septictank di Batam 

~ Kontraktor Bangunan Sipil / Renovasi Rumah di Batam
~ Kontraktor Jasa Pertamanan di Batam

http://momoncomputer.blogspot.com/




Tinja dan Kesehatan


A. Definisi Tinja dan Jamban

Kotoran manusia (tinja) adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dari yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feses) dan air seni (urine).
Jamban adalah suatu bangunan ruang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mecegah terjadinya penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia.


B. Syarat Jamban Sehat

Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Tidak mencemari sumber air minum
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus
3. Tidak mencemari tanah disekitarnya
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya
5. Dilengkapi dengan dinding dan atap pelindung
6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara
7. Luas ruangan yang cukup
8. Tersedia air dan alat pembersih
9. Lantai kedap air, terbuat dari beton dengan tulang bambu atau besi.


Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air
2. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir.
3. Mudah dan tidaknya memperoleh air

C. Jenis-jenis Jamban
Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana terdiri atas:

a. Jamban cemplung
Jamban cemplung tidak boleh terlalu dalam (1,5 sampai 3 meter) karena dapat mengotori air tanah di bawahnya, jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter, dan tempat jongkok berada langsung di atas lubang penampungan kotoran yang dilengkapi tutup.

b. Jamban cemplung berventilasi (Ventilasi Improved Pit latrine (VIP)

c. Jamban empang (Fishpond Latrine)

Jamban empang adalah jamban yang dibangun di atas empang sehinggan memungkinkan proses recycle. Jamban ini dibangun di atas empang, terjadi daur ulang yakni tinja bisa langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, lalu orang mengeluarkan tinja, dan seterusnya. Jamban ini berfungsi mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja selain itu juga menambah protein bagi nelayan penghasil ikan.

d. Jamban pupuk (Compost Privy)
Jamban ini seperti kakus cemplung dan lebih dangkal galiannya.

e. Septic Tank
Septic tank merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air di mana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tank ini tinja akan berada selama beberapa hari dan akan mengalami beberapa proses, antara lain:

a) Proses Kimiawi
Akibat dari penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki terbut. Lapisan ini disebut scum, yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob cairan di bawahnya yang memungkinkan bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur.

b) Proses Biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktifitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum. Hasilnya selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, dan juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan effluent ini akhirnya akan dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Sumber:
Hasyim, Hamzah. 2010. Modul Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan. Inderalaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.

https: // nitaastuti14. wordpress.com / 2014 / 04 / 14 /tinja-dan-kesehatan/






Toilet Bersih

Resep Keluarga Sehat Bebas Penyakit

Jagalah toilet tetap bersih sebagai langkah awal untuk hidup lebih sehat.

Tahukah kamu bahwa di toilet banyak sekali ditemukan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare tifus, dan kolera. Tidak hanya itu saja, virus herpes dan kuman berbahaya lainnya bahkan bisa bertahan di toilet selama sebulan atau lebih!

Agar kamu dan keluarga dapat hidup lebih sehat dan bebas dari penyakit, toilet harus rutin dibersihkan minimal seminggu sekali. Tujuan membersihkan toilet adalah untuk mencegah penumpukan kotoran, karat, dan perkembangbiakan kuman serta menjauhkan toilet dari bau-bau yang tidak sedap.

Lalu langkah-langkah seperti apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga agar toilet tetap bersih?

1. Kamu akan membutuhkan perlengkapan pembersih seperti handuk kertas/tisu dapur, kain lap, spons, sikat WC, sarung tangan karet, dan yang paling penting adalah cairan pembersih toilet seperti Domestos. Usahakan perlengkapan pembersih tersebut berbeda dengan yang biasa kamu gunakan untuk membersihkan bagian rumah lainnya untuk mencegah penyebaran kuman dan bakteri.
2. Sebelum mulai membersihkan, jangan lupa untuk selalu menggunakan sarung tangan karet untuk melindungi tangan dan kulit dari bakteri serta dari cairan pembersih toilet.
3. Pertama tuangkan obat pembersih toilet ke tepi dalam mulut toilet secara merata. Biarkan paling sedikit 15 menit sebelum digosok. Pastikan kamu menggosok setiap bagian toilet. Hal ini akan membantu membersihkan kotoran pada toilet dengan lebih efektif.
4. Untuk membersihkan bagian luar toilet, gunakan handuk kertas agar bisa langsung dibuang setelah digunakan. Namun jika kamu membersihkan bagian luar dengan spons atau kain lap, pastikan kamu mensterilkan kembali alat tersebut.


Menjaga agar toilet tetap bersih merupakan salah satu langkah awal yang bisa dilakukan untuk memulai hidup lebih baik dan lebih sehat.

Sumber : https: // brightfuture . unilever . co . id / stories / 475467 / Toilet-Bersih-Resep-Keluarga-Sehat-Bebas-Penyakit.aspx


Kesehatan Pencernaan

Membandingkan Manfaat Sehat Toilet Jongkok dan Duduk

Bagi orang-orang yang tinggal di kota besar, rata-rata kamar mandinya sudah dilengkapi dengan toilet duduk. Toilet model ini dianggap lebih bersih dan modern. Tapi apakah toilet duduk lebih sehat dibanding toilet jongkok?

Sebagian besar orang yang hidup di belahan bumi Barat buang air besar dengan posisi duduk karena flushing toilet telah diciptakan di akhir abad ke-16. Tapi orang-orang di Asia, Timur Tengah, atau beberapa bagian Mediterania, lebih akrab dengan toilet duduk.

Meski penggunaan toilet duduk sudah ada sejak lama, namun toilet jongkok dan duduk mulai dibandingkan dan perdebatan muncul pada tahun 1960, ketika sejumlah buku teks medis menyarankan bahwa posisi jongkok ternyata lebih sehat. Tidak hanya lebih alami, tetapi juga lebih nyaman.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Digestive Diseases and Sciences, Dov Sikirov menilai bahwa berjongkok atau duduk saat di toilet bisa memengaruhi kelancaran Anda saat buang air besar (BAB), seperti dilansir dari laman Medicaldaily, Rabu (31/12).

Dalam penelitian tersebut, Sikirov menginstruksikan peserta untuk BAB di tiga posisi berbeda: duduk di toilet setinggi 16 inci, duduk di toilet setinggi 12 inci, dan jongkok di atas wadah plastik. Setiap peserta diperintahkan untuk merekam berapa lama mereka BAB dan mengukur betapa sulitnya usaha mereka pada skala empat poin.

Studi menunjukkan, ketika jongkok peserta hanya butuh 51 detik untuk mengeluarkan isi perut mereka. Sedangkan saat duduk, dibutuhkan waktu sekitar 130 detik. Selain itu, orang-orang yang berjongkok saat BAB juga mengaku merasakan pengalaman buang air besar yang lebih mudah.

Dalam studi terpisah, para penemu dari Squatty Potty juga menunjukkan sejumlah manfaat sehat dari toilet jongkok, yaitu mengurangi sembelit, kembung, dan gas; menurunkan insiden dan gejala wasir; meningkatkan kesehatan usus besar secara keseluruhan; otot panggul dan kontrol kandung kemih menjadi lebih baik; serta mengurangi ketegangan dan proses BAB menjadi lebih cepat, seperti dilansir dari Dailyhealthpost.

Studi lain yang dilakukan di Israel pada tahun 2003 menemukan hasil yang sama, dan juga mengomentari relatif kurangnya masalah yang berhubungan dengan wasir, sembelit, dan divertikulitis (penyakit pencernaan) di lokasi-lokasi yang lebih sering menggunakan toilet jongkok.

Menurut berbagai penelitian, toilet jongkok lebih menyehatkan karena adanya peningkatan sudut anorektal, yaitu tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh.

Saat menggunakan toilet duduk, lintasan ini bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk melewatkan kotoran. Sedangkan pada posisi jongkok, sudut anorektal cenderung lebih lurus, sehingga proses buang air besar menjadi lebih mudah.

Selain itu, posisi duduk menyebabkan rektum terhalang oleh otot puborectalis. Otot ini sangat penting untuk aktivitas sehari-hari karena mengontrol ketegangan perut, tetapi dapat menjadi penghalang ketika tiba saatnya buang air besar. Sedangkan posisi jongkok membantu otot puborectalis lebih rileks, mengurangi jumlah ketegangan yang diperlukan untuk evakuasi tinja.

Sumber : http :// www. cnnindonesia. com / gaya-hidup / 20141231070727-255-21515/membandingkan-manfaat-sehat-toilet-jongkok-dan-duduk/




Standar Septic Tank Jamban Sehat

Sebagai seorang yang berprofesi sebagai sanitarian atau kesehatan masyarakat, tentu akan sangat akrab dengan kata septic tank. Bahkan dahulu diawal melakoni pendidikan kesehatan lingkungan (saat ospek) nama ini dijadikan nama identitas, disamping nama-nama trend lainnya seperti bowl, jetting, dan lain-lain, sehingga sekarangpun nama itu seakan telah menjadi trade mark sanitarian (sebagai mantri kakus). Berikut adalah informasi yang sebaiknya kita ketahui terkait dengan septic tank tersebut.

Septic tank merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan ekskreta untuk kelompok kecil yaitu rumah tangga dan lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem penyaluran limbah masyarakat (Chandra, 2007). Septic tank merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan biaya mahal, tekniknya sukar dan memerlukan tanah yang luas (Entjang, 2000).

Pembangunan septic tank juga perlu memperhatikan keadaan tanah, pada kondisi tanah yang terlalu lembab dalam jangka waktu yang lama, maka tanah tersebut tidak sesuai untuk lokasi septic tank. Pada tingkat tertentu kelembaban tanah sangat mendukung kehidupan manusia, tetapi pada tingkat kelembaban tanah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menimbulkan permasalahan bagi manusia.

Kelembaban tanah perlu diperhatikan karena berdasarkan beberapa studi disimpulkan bahwa air tanah juga tidak luput dari pencemaran. Bahan pencemar dapat mencapai aquifer air tanah melalui berbagai sumber diantaranya meresapnya bakteri dan virus melalui septic tank. Pada kondisi tanah kering, gerakan bahan kimia dan bakteri relatif sedikit, dengan gerakan ke samping praktis tidak terjadi. Dengan pencucian yang berlebihan (tidak biasa terjadi pada jamban dan septic tank) perembesan ke bawah secara vertikal hanya sekitar 3 m. Apabila tidak terjadi kontaminasi air tanah, praktis tidak ada bahaya kontaminasi sumber air.

Dengan memperhatikan pola pencemaran tanah dan air tanah, maka hal-hal berikut. harus diperhatikan untuk memilih lokasi penempatan sarana pembuangan tinja (Soeparman, 2002):

1. Pada dasarnya tidak ada aturan pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jarak yang aman antara jamban dan sumber air. Banyak faktor yang mempengaruhi perpindahan bakteri melalui air tanah, seperti tingkat kemiringan, tinggi permukaan air tanah, serta permeabilitas tanah. Yang terpenting harus diperhatikan adalah bahwa jamban atau kolam pembuangan (cesspool) harus ditempatkan lebih rendah, atau sekurang-kurangnya sama tinggi dengan sumber air bersih. Apabila memungkinka, harus dihindari penempatan langsung di bagian yang lebih tinggi dari sumur. Jika penempatan di bagian yang lebih tinggi tidak dapat dihindarkan, jarak 15 m akan mencegah pencemaran bakteriologis ke sumur. Penempatan jamban di sebelah kanan atau kiri akan mengurangi kemungkinan kontaminasi air tanah yang mencapai sumur. Pada tanah pasir, jamban dapat ditempatkan pada jarak 7,5 m dari sumur apabila tidak ada kemungkinan untuk menempatkannya pada jarak yang lebih jauh.
Pada tanah yang homogen, kemungkinan pencemaran air tanah sebenarnya nol apabila dasar lubang jamban berjarak lebih dari 1,5 m di atas permukaan air tanah, atau apabila dasar kolam pembuangan berjarak lebih dari 3 m di atas permukaan air tanah.

2. Penyelidikan yang seksama harus dilakukan sebelum membuat jamban cubluk (pit privy), kakus bor (bored-hole latrine), kolam pembuangan, dan sumur resapan di daerah yang mengandung lapisan batu karang atau batu kapur. Hal ini dikarenakan pencemaan dapat terjadi secara langsung melalui saluran dalam tanah tanpa filtrasi alami ke sumur yang jauh atau sumber penyediaan air minum lainnya.

Secara teknis desain atau konstruksi utama septic tank sebagai berikut :

a. Pipa ventilasi. Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya pipa ventilasi ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya dapat masuk ke dalam bak pembusuk, selain itu juga berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adanya proses pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septick tank maka sebaiknya pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas di udara bebas (Daryanto, 2005).
2. Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada lubang hawanya diberi kawat kasa (Machfoedz, 2004).

b. Dinding septic tank:

1. Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen (Machfoedz,2004)
2. Dinding septic tank harus dibuat rapat air (Daryanto, 2005)
3. Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama (Chandra, 2007).

c. Pipa penghubung:

1. Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air (Chandra, 2007).
2. Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm (Daryanto, 2005)

d. Tutup septic tank:

1. Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter di bawah permukaan tanah halaman, agar keadaan temperatur di dalam septic tank selalu hangat dan konstan sehingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin (Daryanto,2005).
2. Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air).




Mekanisme Kerja Septic Tank

Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):

a. Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut. lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

b. Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Kedua tahapan di atas berlangsung di dalam septic tank. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali setahun.
2. Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic tank.
3. Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain untuk memudahkan proses dokomposisi oleh bakteri (Chandra, 2007).

Pendapat lain dikemukakan Suriawiria (1996), bahwa salah satu cara pengelolaan tinja manusia adalah dengan penggunaan tanki septik (septic tank) dan resapannya. Dengan cara ini maka buangan yang masuk ke dalam bejana/tangki akan mengendap, terpisah antara benda cair dengan benda padatannya. Benda padatan yang mengendap di dasar tangki dalam keadaan tanpa udara, akan diproses secara anaerobik oleh bakteri sehingga kandungan organik di dalamnya akan terurai. Akibatnya, setelah kurun waktu tertentu, umumnya kalau tangki septik tersebut sudah penuh dan isinya dikeluarkan, maka sisa padatan sudah tidak berbau lagi, seperti halnya kalau kotoran/tinja tersebut dibiarkan di luar tangki septik. Yang tetap menjadi masalah adalah untuk benda cairan setelah padatannya dipisahkan, karena di dalam cairan tersebut masih akan terkandung sejumlah mikroba, yang mungkin masih bersifat patogen (dapat menyebabkan penyakit). Karenanya salah satu cara pemecahan yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan resapan, untuk mengalirkan benda cairan setelah benda padatnya mengendap. Cara resapan yang digunakan adalah dengan membuat lapisan yang terdiri dari batu kerikil di bawah tanah sehingga air yang meresap masih mendapatkan suplai oksigen (aerobik), sehingga mikroba patogen akhirnya akan terbunuh.

Pembangunan Septic Tank

Untuk keperluan perencanaan maka volume septic tank harus dihitung. Perencanaan ini alan menyangkut jumlah pemakai, masa pengurasan, serta perkiraan volume rata-rata tinja yang dihasilkan. Untuk keperluan perencanaan apabila tidak tersedia data hasil penelitian setempat, maka dapat digunakan angka kuantitas tinja manusia sebesar 1 Kg berat basah per orang per hari (Soeparman, 2002).

Septic tank satu ruang Keterangan:

A = Inlet
B = Outlet
C = Penahan
D = Busa yang mengapung
E = Lumpur
F = Ruang bebas busa
G = Ruang bebas lumpur
H = Kedalaman air dalam tangki
I = Ruang kosong
J = Kedalaman pemasukan penahan
K = Jarak penahan ke dinding, 20-30 cm
L = Sisi atas penahan 2,5 cm di bawah dinding atas tangki
M = Tutup tangki, biasanya bulat
N = Permukaan tanah, kurang dari 30 cm di atas tangki (jika kurang, naikkan tutup tangki ke permukaan tanah)

Septic tank dua ruang

A = Bagian inlet
B = Bagian outlet
C = Ruang penggelontoran
D = Sifon penggelontoran
E = Penurunan kedalaman cairan
F = Outlet
G = Tutup lubang pemeriksa

Article Source :

1. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Daryanto. 2005. Kumpulan Gambar Teknik Bangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
3. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta
4. Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu Pengantar). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC


Sumber: http : // inspeksisanitasi . blogspot .co.id / 2009/08/septic-tank.html#sthash.dLczE1xt.dpuf







Sedot wc batam, sedot tinja batam, sedot toilet batam, toilet batam, wc batam, tandas batam, wastafel batam, mampet batam, tersumbat batam, saluran air batam, wastafel mampet batam, closet batam, wastafel tersumbat batam, air kotor batam, wwtp batam, stp batam, grease trap batam, sedot lemak batam, septictank batam, kamar mandi batam, plumbing batam, saluran air kotor batam, air kotor batam, kotoran batam, pup batam, bab batam, buang air besar batam, feces batam, tai batam, lemak batam, batam, barelang, kepri, kontraktor, contractor, kepulauan riau, Indonesia, asia, asian, asean, mea, kakus, jamban, toilet, wastafel, tandas, septictank, chamber, ic, cover, ipal, instalasi, pengolahan, air limbah, saluran air, saluran, air kotor, jorok, parit, pipa, pemipaan, plumbing, iplt, instalasi pengolahan lumpur tinja, lumpur tinja batam, lumpur tinja, perangkap lemak batam, urinoir, kencing, air kencing, berak, terkencing, terkencit, terberak, gas beracun, gas berbahaya, co2, herbarik, oksigen, oxygen, karbon dioksida, karbon monoksida, carbon, monoxide, dioxide, jago, tukang, kuli, pekerja, worker, kerja keras, usaha, bisnis, buntut, silit, lubang, lobang, pantat, ass hole, sanitasi, sanitation, monster, bakteri, bacteria, chemical, soda api, super, hero, pahlawan, mesin, pompa, jurop, sentrifugal pump, pompa celup, tanki, tank, tangki, underground, bawah tanah, basement, safety, keselamatan, kesehatan, kerja, k3, selang, heavy duty, truk, truck, lorry, kendaraan, mobil, banjir, meluap, luapan, sumbatan, gorong-gorong, ftz, free trade zone, kek, kawasan ekonomi khusus, bp batam, pemko batam, dinas kebersihan dan pertamanan, gas berbahaya, dangerous gases, Tips, Alasan, Trik, Ide, Cara, Prinsip, Fakta, Rahasia, Strategi, teknik, teknis, technical, 2016, , azam service, rga, royal gensa asih, abm, anugerah Bandar madani, prima service, tinja mas, tinjamas service, dwikarsa servikatama, jawa service, banyumas mampet, wta, win tirta abadi, basrul, dedi, son, kawasan industry batamindo, batamindo industrial park, tunas regency, kawasan industry tunas, kawasan industry hijrah, vacuum tank, kuras tinja, kuras wc, kuras septictank, plong, lancer, lancar, pipa mampet, pipa tersumbat, sludge, lumpur, bilge,engineering, mechanical, electrical, maintenance, tools, utility, pipe, piping, pipa, pemipaan, perpipaan, fabrication, fabrikasi, parit, selokan, separator, minyak, grease, minyak dapur, lemak dapur, bio, treatment, bakteri, bacteri, bacterial, disposal, pembuangan, penyedotan, pembersihan, pengolahan, pengelolaan, taik, tai, telek, buang hajat, hajat, buang air besar, buang air kecil, jamban, kakus, kaskus, grey water, black water, Kesehatan Lingkungan, Materi Kuliah, mata kuliah, materi belajar, artikel, makalah, tulisan, asisten, marketing, manajer, manager, director, direktur, renovasi, rumah, gedung, apartment, gudang, hotel, ventilator, perbaikan, pembangunan, sipil, konstruksi, kontraktor, contractor, konstruksi, construction,




Solusi Tepat Penyelesaian & Pembersihan Limbah Cair Domestik Industri, Perkantoran, Gedung/Apartment, Perumahan, Rumah Tangga (septictank suction/cleaning), serta penanganan / pelancaran saluran mampet/tersumbat (clogged handling service)




Minggu, 14 Maret 2010

0812-7336-1787 JASA SEDOT WC DAN SERVICE SALURAN MAMPET DI PULAU BATAM

0812-7336-1787 JASA SEDOT WC DAN SERVICE SALURAN MAMPET DI PULAU BATAM


Solusi Tepat Penanganan & Pembersihan Limbah Domestik Industri, Perkantoran, Gedung/Apartment, Perumahan, Rumah Tangga (septictank suction/cleaning), septic/holding tank service, wastafel, saluran air, grease trap, serta penanganan saluran mampet/tersumbat (clogged handling service).
 

hp 0812-7336-1787 /  08566559633
http://kurastinja.blogspot.com/


http://momoncomputer.blogspot.com/





======================= ++++++++++++++ =====================

Pengertian Dasar Kesehatan Sanitasi
SANITASI

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktek kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).




SANITASI DAN AIR
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

1. Kesehatan. Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar. Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak efektif.
2. Penggunaan air. Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.
3. Biaya dan pemulihan biaya.
Biaya pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah meningkat dengan cepat begitu konsumsi meningkat. Merencanakan hanya satu sisi penyediaan air tanpa memperhitungkan biaya sanitasi akan menyebabkan kota berhadapan dengan masalah lingkungan dan biaya tinggi yang tak terantisipasi. Pada tahun 1980, Bank Dunia melaporkan bahwa dengan menggunakan praktek-praktek konvesional, untuk membuang air dibutuhkan biaya lima sampai enam kali sebanyak biaya penyediaan. Ini adalah untuk konsumsi sekitar 150 hingga 190 liter air per kepala per hari. Informasi lebih baru dari Indonesia, Jepang, Malaysia dan A. S. menunjukkan bahwa rasio meningkat tajam dengan meningkatnya konsumsi; dari 1,3 berbanding 1 untuk 19 liter per kepala per hari menjadi 7 berbanding 1 untuk konsumsi 190 liter dan 18 berbanding 1 untuk konsumsi 760 liter.

Penggunaan ulang air. Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan sumber penyediaan yang menarik, dan akan dipakai baik resmi disetujui atau tidak. Karena itu peningkatan penyediaan air cenderung mengakibatkan peningkataan penggunaan air limbah, diolah atau tidak dengan memperhatikan sumber-sumber daya tersebut supaya penggunaan ulang ini tidak merusak kesehatan masyarakat.


Sumber:
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi




TINJA

Tinja atau feses adalah produk buangan saluran pencernaan hewan yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. Pada manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari. Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya frekwensi buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan konstipasi atau sembelit.

Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas bakteri. Bakteri menghasilkan senyawa seperti indole, skatole, dan thiol (senyawa yang mengandung belerang), dan juga gas hydrogen sulfida. Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau feses atau tinja. Terdapat juga beberapa produk komersial yang dapat mengurangi bau feses atau tinja.
Tinja atau feses hewan dapat juga digunakan sebagai pupuk kandang atau sumber bahan bakar.

Sumber:
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Tinja




LIMBAH

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungankarena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organic dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Karakteristik limbah:
Berukuran mikro
Dinamis
Berdampak luas (penyebarannya)
Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
Volume limbah
Kandungan bahan pencemar
Frekuensi pembuangan limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
Limbah cair
Limbah padat
Limbah gas dan partikel
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
pengolahan menurut tingkatan perlakuan
pengolahan menurut karakteristik limbah




INDIKASI PENCEMARAN AIR

Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.

1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.

2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :

Bahan buangan padat
Bahan buangan organik
Bahan buangan anorganik

Sumber:
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah




TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari kita lihat Kota Jakarta. Jakarta merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.

Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.

Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.
Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau inorganik.



TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

Pengolahan Awal (Pretreatment)Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.


PEMILIHAN TEKNOLOGI

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:

Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala sebenarnya.

Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi terbaik dari pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu sendiri. Produksi bersih (cleaner production) yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah langsung pada sumbernya di seluruh bagian-bagian proses dapat dicapai dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih, serta perubahan mendasar pada sikap dan perilaku manajemen. Treatment versus Prevention? Mana yang menurut teman-teman lebih baik?? Saya yakin kita semua tahu jawabannya. Reduce, recyle, and reuse.

Sumber:
http://tentanglimbah.wordpress.com/
By Wahyu Hidayat on 1 January 2008
Referensi: Pengelolaan Limbah Industri - Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia


KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 115 TAHUN 2009
TENTANG
PENUNJUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI UNTUK PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Menimbang:
bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 7 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2008 tentang Persyaratan Kompetensi Dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup perlu ditunjuk lembaga sertifikasi kompetensi;

bahwa lembaga sertifikasi profesi INTAKINDO dinilai telah memenuhi persyaratan untuk ditunjuk dan ditetapkan sebagai lembaga sertifikasi kompetensi untuk pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi penyusun dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) melalui proses seleksi calon lembaga sertifikasi AMDAL serta masukan dari pemangku kepentingan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Penunjukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi untuk Pelaksanaan uji Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis mengenai Damapk Lingkungan Hidup;

Mengingat:
1. undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Standarisasi Kompetensi Personil dan Lembaga Jasa Lingkungan;
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2008 tentang Persyaratan Kompetensi Dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

MEMUTUSKAN

Menetapkan:
PERTAMA: Menunjuk Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO) yang dibentuk berdasarkan akta pendirian Nomor 01 Tanggal 09 Agustus 2006 dan berkedudukan di JL. Danau Maninjau No. 34 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat sebagai Lembaga. Sertifikasi Kompetensi (LSK) untuk pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi penyusun dokumen AMDAL.

KEDUA: LSK sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA bertugas:
Menyiapkan Penguji. Penilai;
Menyelenggarakan uji kompetensi;
Melakukan penilaian terhadap hasil uji kompetensi;
Menyediakan layanan informasi peblik tentang pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi , termasuk basis data penyusun dokumen AMDAL yang telah memiliki sertifikat kompetensi;
Melakukan pengawasan terhadap penyusun dokumen AMDAL yang telah memiliki sertifikat kompetensi;
Melakukan penanganan pengaduan; dan
Melakukan evaluasi internal terhadap pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi.

KETIGA: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA, LSK berwenang:
menetapkan materi uji kompetensi;
menetapkan biaya uji kompetensi dengan persetujuan Menteri Negara Lingkungan Hidup;
menetapkan sistem penilaian terhadap hasil uji kompetensi dengan persetujuan Menteri Negara Lingkungan Hidup;
menetapkana persyaratan kelayakan bagi tempat uji kompetensi;
menetapkan tempat uji kompetensi;
menerbitkan sertifikat kompetensi penyusun dokumen AMDAL;
menetapkan sistem pengawasan terhadap penyusun dokumen AMDAL pemegang sertifikat kompetensi;
menetapkan ketentuan tentang kondisi ketidakberlanjutan berlakunya sertifikat kompetensi; dan
membekukan dan mencabut sertifikat kompetensi.

KEEMPAT: Tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA dan diktum
KETIGA dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2008 tentang Persyaratan Kompetensi Dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

KELIMA: LSK wajib menjamin bahwa uji dan sertifikasi kompetensi dilaksanakan secara transparan, objektif, taat aturan, dan menjamin validitas sertifikat kompetensi yang diterbitkan.

KEENAM: LSK wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA dan dan diktum KETIGA secara berkala 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup melalui Deputi yang bertanggung jawab di bidang standardisasi.

KETUJUH: Dalam hal LSK tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA, diktum KEEMPAT, diktum KELIMA, dan atau diktum KEENAM, Menteri Negara Lingkungan Hidup dapat membekukan atau membatalkan penunjukan lembaga sertifikasi kompetensi untuk pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi penyusun dokumen AMDAL.

KEDELAPAN: Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2011


Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal: 23 Maret 2009
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
Ttd
RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penataan Lingkungan,

Ilyas Asaad


0812-7336-1787 MOBIL VACUUM TANK KURAS WC & SALURAN PIPA MAMPET DI BATAM

0812-7336-1787 MOBIL VACUUM TANK KURAS WC & SALURAN PIPA MAMPET DI BATAM

 



LAYANAN KURAS WC & SALURAN PIPA MAMPET DI BATAM

JASA SEDOT WC/TINJA/SEPTICTANK & PENANGANAN WC/SALURAN AIR/CLOSET/WASTAFEL TERSUMBAT/MAMPET, Khusus Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

http://sedotinja.blogspot.com/



Selain Melayani Jasa Sedot WC Professional dan Service Saluran Mampet di Batam - Kepulauan Riau - Indonesia, kami juga melayani pekerjaan:



~ Konsultan WWTP / STP di Pulau Batam
~ Jasa Pembuatan WWTP / STP di Pulau Batam
~ Jasa Rekonstruksi Septictank di Batam
~ Kontraktor Bangunan Sipil / Renovasi Rumah di Batam
~ Kontraktor Jasa Pertamanan di Batam



http://momoncomputer.blogspot.com/






Tinja dan Kesehatan


A. Definisi Tinja dan Jamban

Kotoran manusia (tinja) adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dari yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feses) dan air seni (urine).
Jamban adalah suatu bangunan ruang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mecegah terjadinya penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia.


B. Syarat Jamban Sehat

Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Tidak mencemari sumber air minum
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus
3. Tidak mencemari tanah disekitarnya
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya
5. Dilengkapi dengan dinding dan atap pelindung
6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara
7. Luas ruangan yang cukup
8. Tersedia air dan alat pembersih
9. Lantai kedap air, terbuat dari beton dengan tulang bambu atau besi.


Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air
2. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir.
3. Mudah dan tidaknya memperoleh air

C. Jenis-jenis Jamban
Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana terdiri atas:

a. Jamban cemplung
Jamban cemplung tidak boleh terlalu dalam (1,5 sampai 3 meter) karena dapat mengotori air tanah di bawahnya, jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter, dan tempat jongkok berada langsung di atas lubang penampungan kotoran yang dilengkapi tutup.

b. Jamban cemplung berventilasi (Ventilasi Improved Pit latrine (VIP)

c. Jamban empang (Fishpond Latrine)

Jamban empang adalah jamban yang dibangun di atas empang sehinggan memungkinkan proses recycle. Jamban ini dibangun di atas empang, terjadi daur ulang yakni tinja bisa langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, lalu orang mengeluarkan tinja, dan seterusnya. Jamban ini berfungsi mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja selain itu juga menambah protein bagi nelayan penghasil ikan.

d. Jamban pupuk (Compost Privy)
Jamban ini seperti kakus cemplung dan lebih dangkal galiannya.

e. Septic Tank
Septic tank merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air di mana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tank ini tinja akan berada selama beberapa hari dan akan mengalami beberapa proses, antara lain:

a) Proses Kimiawi
Akibat dari penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki terbut. Lapisan ini disebut scum, yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob cairan di bawahnya yang memungkinkan bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur.

b) Proses Biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktifitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam sludge dan scum. Hasilnya selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, dan juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan effluent ini akhirnya akan dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Sumber:
Hasyim, Hamzah. 2010. Modul Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan. Inderalaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.

https: // nitaastuti14. wordpress.com / 2014 / 04 / 14 /tinja-dan-kesehatan/




Toilet Bersih

Resep Keluarga Sehat Bebas Penyakit

Jagalah toilet tetap bersih sebagai langkah awal untuk hidup lebih sehat.

Tahukah kamu bahwa di toilet banyak sekali ditemukan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare tifus, dan kolera. Tidak hanya itu saja, virus herpes dan kuman berbahaya lainnya bahkan bisa bertahan di toilet selama sebulan atau lebih!

Agar kamu dan keluarga dapat hidup lebih sehat dan bebas dari penyakit, toilet harus rutin dibersihkan minimal seminggu sekali. Tujuan membersihkan toilet adalah untuk mencegah penumpukan kotoran, karat, dan perkembangbiakan kuman serta menjauhkan toilet dari bau-bau yang tidak sedap.

Lalu langkah-langkah seperti apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga agar toilet tetap bersih?

1. Kamu akan membutuhkan perlengkapan pembersih seperti handuk kertas/tisu dapur, kain lap, spons, sikat WC, sarung tangan karet, dan yang paling penting adalah cairan pembersih toilet seperti Domestos. Usahakan perlengkapan pembersih tersebut berbeda dengan yang biasa kamu gunakan untuk membersihkan bagian rumah lainnya untuk mencegah penyebaran kuman dan bakteri.
2. Sebelum mulai membersihkan, jangan lupa untuk selalu menggunakan sarung tangan karet untuk melindungi tangan dan kulit dari bakteri serta dari cairan pembersih toilet.
3. Pertama tuangkan obat pembersih toilet ke tepi dalam mulut toilet secara merata. Biarkan paling sedikit 15 menit sebelum digosok. Pastikan kamu menggosok setiap bagian toilet. Hal ini akan membantu membersihkan kotoran pada toilet dengan lebih efektif.
4. Untuk membersihkan bagian luar toilet, gunakan handuk kertas agar bisa langsung dibuang setelah digunakan. Namun jika kamu membersihkan bagian luar dengan spons atau kain lap, pastikan kamu mensterilkan kembali alat tersebut.


Menjaga agar toilet tetap bersih merupakan salah satu langkah awal yang bisa dilakukan untuk memulai hidup lebih baik dan lebih sehat.

Sumber : https: // brightfuture . unilever . co . id / stories / 475467 / Toilet-Bersih-Resep-Keluarga-Sehat-Bebas-Penyakit.aspx



Kesehatan Pencernaan

Membandingkan Manfaat Sehat Toilet Jongkok dan Duduk

Bagi orang-orang yang tinggal di kota besar, rata-rata kamar mandinya sudah dilengkapi dengan toilet duduk. Toilet model ini dianggap lebih bersih dan modern. Tapi apakah toilet duduk lebih sehat dibanding toilet jongkok?

Sebagian besar orang yang hidup di belahan bumi Barat buang air besar dengan posisi duduk karena flushing toilet telah diciptakan di akhir abad ke-16. Tapi orang-orang di Asia, Timur Tengah, atau beberapa bagian Mediterania, lebih akrab dengan toilet duduk.

Meski penggunaan toilet duduk sudah ada sejak lama, namun toilet jongkok dan duduk mulai dibandingkan dan perdebatan muncul pada tahun 1960, ketika sejumlah buku teks medis menyarankan bahwa posisi jongkok ternyata lebih sehat. Tidak hanya lebih alami, tetapi juga lebih nyaman.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Digestive Diseases and Sciences, Dov Sikirov menilai bahwa berjongkok atau duduk saat di toilet bisa memengaruhi kelancaran Anda saat buang air besar (BAB), seperti dilansir dari laman Medicaldaily, Rabu (31/12).

Dalam penelitian tersebut, Sikirov menginstruksikan peserta untuk BAB di tiga posisi berbeda: duduk di toilet setinggi 16 inci, duduk di toilet setinggi 12 inci, dan jongkok di atas wadah plastik. Setiap peserta diperintahkan untuk merekam berapa lama mereka BAB dan mengukur betapa sulitnya usaha mereka pada skala empat poin.

Studi menunjukkan, ketika jongkok peserta hanya butuh 51 detik untuk mengeluarkan isi perut mereka. Sedangkan saat duduk, dibutuhkan waktu sekitar 130 detik. Selain itu, orang-orang yang berjongkok saat BAB juga mengaku merasakan pengalaman buang air besar yang lebih mudah.

Dalam studi terpisah, para penemu dari Squatty Potty juga menunjukkan sejumlah manfaat sehat dari toilet jongkok, yaitu mengurangi sembelit, kembung, dan gas; menurunkan insiden dan gejala wasir; meningkatkan kesehatan usus besar secara keseluruhan; otot panggul dan kontrol kandung kemih menjadi lebih baik; serta mengurangi ketegangan dan proses BAB menjadi lebih cepat, seperti dilansir dari Dailyhealthpost.

Studi lain yang dilakukan di Israel pada tahun 2003 menemukan hasil yang sama, dan juga mengomentari relatif kurangnya masalah yang berhubungan dengan wasir, sembelit, dan divertikulitis (penyakit pencernaan) di lokasi-lokasi yang lebih sering menggunakan toilet jongkok.

Menurut berbagai penelitian, toilet jongkok lebih menyehatkan karena adanya peningkatan sudut anorektal, yaitu tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh.

Saat menggunakan toilet duduk, lintasan ini bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk melewatkan kotoran. Sedangkan pada posisi jongkok, sudut anorektal cenderung lebih lurus, sehingga proses buang air besar menjadi lebih mudah.

Selain itu, posisi duduk menyebabkan rektum terhalang oleh otot puborectalis. Otot ini sangat penting untuk aktivitas sehari-hari karena mengontrol ketegangan perut, tetapi dapat menjadi penghalang ketika tiba saatnya buang air besar. Sedangkan posisi jongkok membantu otot puborectalis lebih rileks, mengurangi jumlah ketegangan yang diperlukan untuk evakuasi tinja.

Sumber : http :// www. cnnindonesia. com / gaya-hidup / 20141231070727-255-21515/membandingkan-manfaat-sehat-toilet-jongkok-dan-duduk/




Standar Septic Tank Jamban Sehat

Sebagai seorang yang berprofesi sebagai sanitarian atau kesehatan masyarakat, tentu akan sangat akrab dengan kata septic tank. Bahkan dahulu diawal melakoni pendidikan kesehatan lingkungan (saat ospek) nama ini dijadikan nama identitas, disamping nama-nama trend lainnya seperti bowl, jetting, dan lain-lain, sehingga sekarangpun nama itu seakan telah menjadi trade mark sanitarian (sebagai mantri kakus). Berikut adalah informasi yang sebaiknya kita ketahui terkait dengan septic tank tersebut.

Septic tank merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan ekskreta untuk kelompok kecil yaitu rumah tangga dan lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem penyaluran limbah masyarakat (Chandra, 2007). Septic tank merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan biaya mahal, tekniknya sukar dan memerlukan tanah yang luas (Entjang, 2000).

Pembangunan septic tank juga perlu memperhatikan keadaan tanah, pada kondisi tanah yang terlalu lembab dalam jangka waktu yang lama, maka tanah tersebut tidak sesuai untuk lokasi septic tank. Pada tingkat tertentu kelembaban tanah sangat mendukung kehidupan manusia, tetapi pada tingkat kelembaban tanah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menimbulkan permasalahan bagi manusia.

Kelembaban tanah perlu diperhatikan karena berdasarkan beberapa studi disimpulkan bahwa air tanah juga tidak luput dari pencemaran. Bahan pencemar dapat mencapai aquifer air tanah melalui berbagai sumber diantaranya meresapnya bakteri dan virus melalui septic tank. Pada kondisi tanah kering, gerakan bahan kimia dan bakteri relatif sedikit, dengan gerakan ke samping praktis tidak terjadi. Dengan pencucian yang berlebihan (tidak biasa terjadi pada jamban dan septic tank) perembesan ke bawah secara vertikal hanya sekitar 3 m. Apabila tidak terjadi kontaminasi air tanah, praktis tidak ada bahaya kontaminasi sumber air.

Dengan memperhatikan pola pencemaran tanah dan air tanah, maka hal-hal berikut. harus diperhatikan untuk memilih lokasi penempatan sarana pembuangan tinja (Soeparman, 2002):

1. Pada dasarnya tidak ada aturan pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan jarak yang aman antara jamban dan sumber air. Banyak faktor yang mempengaruhi perpindahan bakteri melalui air tanah, seperti tingkat kemiringan, tinggi permukaan air tanah, serta permeabilitas tanah. Yang terpenting harus diperhatikan adalah bahwa jamban atau kolam pembuangan (cesspool) harus ditempatkan lebih rendah, atau sekurang-kurangnya sama tinggi dengan sumber air bersih. Apabila memungkinka, harus dihindari penempatan langsung di bagian yang lebih tinggi dari sumur. Jika penempatan di bagian yang lebih tinggi tidak dapat dihindarkan, jarak 15 m akan mencegah pencemaran bakteriologis ke sumur. Penempatan jamban di sebelah kanan atau kiri akan mengurangi kemungkinan kontaminasi air tanah yang mencapai sumur. Pada tanah pasir, jamban dapat ditempatkan pada jarak 7,5 m dari sumur apabila tidak ada kemungkinan untuk menempatkannya pada jarak yang lebih jauh.
Pada tanah yang homogen, kemungkinan pencemaran air tanah sebenarnya nol apabila dasar lubang jamban berjarak lebih dari 1,5 m di atas permukaan air tanah, atau apabila dasar kolam pembuangan berjarak lebih dari 3 m di atas permukaan air tanah.

2. Penyelidikan yang seksama harus dilakukan sebelum membuat jamban cubluk (pit privy), kakus bor (bored-hole latrine), kolam pembuangan, dan sumur resapan di daerah yang mengandung lapisan batu karang atau batu kapur. Hal ini dikarenakan pencemaan dapat terjadi secara langsung melalui saluran dalam tanah tanpa filtrasi alami ke sumur yang jauh atau sumber penyediaan air minum lainnya.

Secara teknis desain atau konstruksi utama septic tank sebagai berikut :

a. Pipa ventilasi. Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya pipa ventilasi ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya dapat masuk ke dalam bak pembusuk, selain itu juga berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adanya proses pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septick tank maka sebaiknya pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas di udara bebas (Daryanto, 2005).
2. Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada lubang hawanya diberi kawat kasa (Machfoedz, 2004).

b. Dinding septic tank:

1. Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen (Machfoedz,2004)
2. Dinding septic tank harus dibuat rapat air (Daryanto, 2005)
3. Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama (Chandra, 2007).

c. Pipa penghubung:

1. Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air (Chandra, 2007).
2. Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm (Daryanto, 2005)

d. Tutup septic tank:

1. Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter di bawah permukaan tanah halaman, agar keadaan temperatur di dalam septic tank selalu hangat dan konstan sehingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin (Daryanto,2005).
2. Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air).



Mekanisme Kerja Septic Tank

Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):

a. Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut. lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

b. Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.

Kedua tahapan di atas berlangsung di dalam septic tank. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali setahun.
2. Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic tank.
3. Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain untuk memudahkan proses dokomposisi oleh bakteri (Chandra, 2007).

Pendapat lain dikemukakan Suriawiria (1996), bahwa salah satu cara pengelolaan tinja manusia adalah dengan penggunaan tanki septik (septic tank) dan resapannya. Dengan cara ini maka buangan yang masuk ke dalam bejana/tangki akan mengendap, terpisah antara benda cair dengan benda padatannya. Benda padatan yang mengendap di dasar tangki dalam keadaan tanpa udara, akan diproses secara anaerobik oleh bakteri sehingga kandungan organik di dalamnya akan terurai. Akibatnya, setelah kurun waktu tertentu, umumnya kalau tangki septik tersebut sudah penuh dan isinya dikeluarkan, maka sisa padatan sudah tidak berbau lagi, seperti halnya kalau kotoran/tinja tersebut dibiarkan di luar tangki septik. Yang tetap menjadi masalah adalah untuk benda cairan setelah padatannya dipisahkan, karena di dalam cairan tersebut masih akan terkandung sejumlah mikroba, yang mungkin masih bersifat patogen (dapat menyebabkan penyakit). Karenanya salah satu cara pemecahan yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan resapan, untuk mengalirkan benda cairan setelah benda padatnya mengendap. Cara resapan yang digunakan adalah dengan membuat lapisan yang terdiri dari batu kerikil di bawah tanah sehingga air yang meresap masih mendapatkan suplai oksigen (aerobik), sehingga mikroba patogen akhirnya akan terbunuh.

Pembangunan Septic Tank

Untuk keperluan perencanaan maka volume septic tank harus dihitung. Perencanaan ini alan menyangkut jumlah pemakai, masa pengurasan, serta perkiraan volume rata-rata tinja yang dihasilkan. Untuk keperluan perencanaan apabila tidak tersedia data hasil penelitian setempat, maka dapat digunakan angka kuantitas tinja manusia sebesar 1 Kg berat basah per orang per hari (Soeparman, 2002).

Septic tank satu ruang Keterangan:

A = Inlet
B = Outlet
C = Penahan
D = Busa yang mengapung
E = Lumpur
F = Ruang bebas busa
G = Ruang bebas lumpur
H = Kedalaman air dalam tangki
I = Ruang kosong
J = Kedalaman pemasukan penahan
K = Jarak penahan ke dinding, 20-30 cm
L = Sisi atas penahan 2,5 cm di bawah dinding atas tangki
M = Tutup tangki, biasanya bulat
N = Permukaan tanah, kurang dari 30 cm di atas tangki (jika kurang, naikkan tutup tangki ke permukaan tanah)

Septic tank dua ruang

A = Bagian inlet
B = Bagian outlet
C = Ruang penggelontoran
D = Sifon penggelontoran
E = Penurunan kedalaman cairan
F = Outlet
G = Tutup lubang pemeriksa

Article Source :

1. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Daryanto. 2005. Kumpulan Gambar Teknik Bangunan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
3. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta
4. Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu Pengantar). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC


Sumber: http : // inspeksisanitasi . blogspot .co.id / 2009/08/septic-tank.html#sthash.dLczE1xt.dpuf











Sedot wc batam, sedot tinja batam, sedot toilet batam, toilet batam, wc batam, tandas batam, wastafel batam, mampet batam, tersumbat batam, saluran air batam, wastafel mampet batam, closet batam, wastafel tersumbat batam, air kotor batam, wwtp batam, stp batam, grease trap batam, sedot lemak batam, septictank batam, kamar mandi batam, plumbing batam, saluran air kotor batam, air kotor batam, kotoran batam, pup batam, bab batam, buang air besar batam, feces batam, tai batam, lemak batam, batam, barelang, kepri, kontraktor, contractor, kepulauan riau, Indonesia, asia, asian, asean, mea, kakus, jamban, toilet, wastafel, tandas, septictank, chamber, ic, cover, ipal, instalasi, pengolahan, air limbah, saluran air, saluran, air kotor, jorok, parit, pipa, pemipaan, plumbing, iplt, instalasi pengolahan lumpur tinja, lumpur tinja batam, lumpur tinja, perangkap lemak batam, urinoir, kencing, air kencing, berak, terkencing, terkencit, terberak, gas beracun, gas berbahaya, co2, herbarik, oksigen, oxygen, karbon dioksida, karbon monoksida, carbon, monoxide, dioxide, jago, tukang, kuli, pekerja, worker, kerja keras, usaha, bisnis, buntut, silit, lubang, lobang, pantat, ass hole, sanitasi, sanitation, monster, bakteri, bacteria, chemical, soda api, super, hero, pahlawan, mesin, pompa, jurop, sentrifugal pump, pompa celup, tanki, tank, tangki, underground, bawah tanah, basement, safety, keselamatan, kesehatan, kerja, k3, selang, heavy duty, truk, truck, lorry, kendaraan, mobil, banjir, meluap, luapan, sumbatan, gorong-gorong, ftz, free trade zone, kek, kawasan ekonomi khusus, bp batam, pemko batam, dinas kebersihan dan pertamanan, gas berbahaya, dangerous gases, Tips, Alasan, Trik, Ide, Cara, Prinsip, Fakta, Rahasia, Strategi, teknik, teknis, technical, 2016, , azam service, rga, royal gensa asih, abm, anugerah Bandar madani, prima service, tinja mas, tinjamas service, dwikarsa servikatama, jawa service, banyumas mampet, wta, win tirta abadi, basrul, dedi, son, kawasan industry batamindo, batamindo industrial park, tunas regency, kawasan industry tunas, kawasan industry hijrah, vacuum tank, kuras tinja, kuras wc, kuras septictank, plong, lancer, lancar, pipa mampet, pipa tersumbat, sludge, lumpur, bilge,engineering, mechanical, electrical, maintenance, tools, utility, pipe, piping, pipa, pemipaan, perpipaan, fabrication, fabrikasi, parit, selokan, separator, minyak, grease, minyak dapur, lemak dapur, bio, treatment, bakteri, bacteri, bacterial, disposal, pembuangan, penyedotan, pembersihan, pengolahan, pengelolaan, taik, tai, telek, buang hajat, hajat, buang air besar, buang air kecil, jamban, kakus, kaskus, grey water, black water, Kesehatan Lingkungan, Materi Kuliah, mata kuliah, materi belajar, artikel, makalah, tulisan, asisten, marketing, manajer, manager, director, direktur, renovasi, rumah, gedung, apartment, gudang, hotel, ventilator, perbaikan, pembangunan, sipil, konstruksi, kontraktor, contractor, konstruksi, construction,




Solusi Tepat Penyelesaian & Pembersihan Limbah Cair Domestik Industri, Perkantoran, Gedung/Apartment, Perumahan, Rumah Tangga (septictank suction/cleaning), serta penanganan / pelancaran saluran mampet/tersumbat (clogged handling service)